Senin, 16 November 2009

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

1. Di era globalisasi saat ini begitu mudahnya budaya-budaya asing masuk baik melalui media cetak maupun elektronik dan dengan begitu mudahnya mempengaruhi perilaku para remaja kita, sehingga tidak sesuai lagi dengan perilaku budaya timur.
2. Berkenaan dengan hal di atas mengakibatkan budaya asli Indonesia sudah banyak kita lupakan.
3. Memasyarakatkan Olah Raga Dan mengolahragakan Masyarakat.
4. Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga & pertandingan (Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Sementara ini Pencak Silat telah disebarluaskan di negara-negara Belanda, Belgia, Luxemburg, Perancis, Inggris, Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru. Sehingga di khawatirkan kita sebagai penerus asli dari kesenian ini dapat di kalahkan oleh pihak luar, oleh karena itu perlu kita tanamkan kepada para generasi muda untuk ikut melestarikan kebudayaan ini.
5. Semakin berkembangnya system kompetisi di bidang kejuaraan pencak silat baik Umum maupun tingkat Sekolah maka sangat di butuhkannya Atlit-atlit handal di bidang ini.
6. Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor tahun 1973, Pemerintah bersama para pembina olahraga dan Pencak Silat telah membahas dan menyimpulkan makalah-makalah :
1. Penetapan istilah yang dipergunakan untuk Pencak Silat
2. Pemasukan Pencak Silat sebagai kurikulum pada lembaga-lembaga pendidikan
3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak Silat untuk sekolah-sekolah
5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan sekolah
6. Menanamkan dan menggalang kegemaran serta memassalkan Pencak Silat di kalangan pelajar/mahasiswa.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-pemikiran tersebut dan atas maka kami berniat mendirikan sebuah perguruan Bela Diri Pencak Silat Cuyusika bangau Putih Di Kabupaten kubu raya Khususnya Desa Pinang Dalam.