Selasa, 04 Mei 2010

meteor jatuh

JAKARTA - Meteor yang jatuh pekan lalu di Duren Sawit, Jakarta Timur, merupakan yang pertama menimpa permukiman penduduk. Sebelumnya benda angkasa itu selalu jatuh di tempat terbuka.

Peneliti utama Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin mengatakan, insiden jatuhnya meteor sporadis ini sekaligus membutikan bahwa meteor tidak selalu jatuh di wilayah terbuka, seperti lapangan atau laut, seperti terjadi di Bone Sulawesi Selatan, Jimbaran Bali, dan Pontianak Kalimantan Barat.

“Kebanyakan selama ini, meteor jatuh di tempat-tempat yang tidak diketahui manusia, maupun di alam terbuka seperti di laut dan sebagainya. Untuk meteor yang jatuh di permukiman, baru kali ini terjadi di Indonesia,” ujar Thomas saat meneliti lokasi jatuhnya meteor di Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (3/5/2010).

Dia menambahkan benda antariksa jumlahnya sangat banyak, tetapi tidak bisa diperkirakan lokasi maupun waktu jatuhnya. “Meteor yang jatuh di Duren Sawit itu adalah meteor sporadis. Jadi meteor sporadis ini tidak bisa diperkirakan kapan akan jatuh dan di lokasi mana jatuh,” terang peneliti utama astronomi dan astrofisika ini.

Lapan sudah memastikan, benda asing yang jatuh itu adalah meteor. Meski demikian meteor itu tidak berkaitan dengan hujan meteor yang akan terjadi pada Mei ini.

Lembaga antariksa yang berbasis di Bandung itu menurunkan tujuh orang di antaranya Thomas Djamaluddin, kepala pusat pemanfaatan sains antariksa lapan Sri Kalokaprabotosari, peneliti bidang matahari dan antariksa Abdul Rahman, dan Kepala Bagian Humas Lapan Elly Kuntjahyowati. Selain itu juga tampak tim dari Puslabfor Mabes Polri yang dipimpin Kepala Pusat Balistik dan Metalurgi Kombes Pol Amril Kamri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar